Menit.News, OKU Selatan – Proyek rehab infrastruktur jembatan gantung Desa Kual – Desa Kuripan II, kecamatan 3 Dihaji, kabupaten OKU Selatan yang menggunakan dana desa Kuripan II tahun anggaran 2024 kembali di pertanyakan oleh masyarakat setempat. Sebelumnya pekerjaan rehab jembatan gantung tersebut dengan menghabiskan anggaran Rp.22,000,000,- mendapat sorotan karena mengalami kerusakan dalam waktu hanya 9 bulan, kini masalah muncul lainnya program ketahanan pangan.
Proyek rehab jembatan gantung Kual – Kuripan II baru saja selesai dikerjakan bulan April lalu, dengan anggaran yang mencapai Rp. 22.000.000,- kondisinya sangat memprihatinkan. Masyarakat menilai hasil pekerjaan tersebut jauh dari kata layak dan tidak sesuai dengan harapan, karena ditemukan banyak keretakan parah di sepanjang ruas lantai jembatan gantung tersebut yang baru selesai dikerjakan.

Ketika tim media melakukan investigasi di lapangan, tampak jelas bahwa kualitas pekerjaan tersebut sangat buruk.
“Masya Allah, pekerjaan dengan dana sebesar itu, tapi hasilnya jauh dari harapan. Keretakannya begitu parah dan tersebar di sepanjang lantai jembatan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Saat dikonfirmasi terkait masalah ini, Pj Camat setempat M, Yamin menyatakan “Itu anggaran dana desa tahun 2024 yang Rp 22 juta sudah dibangunkan April 2024, ada SPJ nya dan tukang las yang kerjakan ada di Kuripan II. Bangun rehab jembatan bulan April sampai sekarang sudah berjalan 9 bulan jangka waktunya, dan sudah layak di rehab lagi”, ungkap mantan Sekcam 3 Dihaji via pesan WhatsApp, Minggu (26/1/25) lalu
“Adapun yang tambal sulam menggunakan papan itu inisiatif Kades sendiri (uang pribadi). Sebelum jembatan itu rusak berat makanya di tambal papan sementara oleh Kades dengan uang pribadi”, tambah dia.
Permasalahan ini memicu kecurigaan adanya indikasi penyelewengan anggaran atau korupsi, mengingat besarnya dana yang digunakan namun tidak sebanding dengan kualitas hasil pekerjaan. “Dengan anggaran sebesar Rp 22 juta, seharusnya pekerjaan rehab jembatan gantung tersebut bisa lebih kokoh dan tahan lama, terutama mengingat bahwa infrastruktur ini baru berusia 9 bulan”, ungkap warga setempat
“Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi ada dugaan kuat bahwa pengelolaan dana desa tidak transparan dan tidak sesuai dengan peruntukan. Bagaimana mungkin dengan dana sebesar itu, hasilnya justru jauh dari standar kualitas yang layak?” timpal seorang pengamat pembangunan lokal yang juga menyayangkan hal ini.
“Melalui media ini, kami berharap agar pihak berwenang, termasuk Inspektorat dan aparat penegak hukum, segera turun tangan untuk menyelidiki lebih lanjut penggunaan dana desa Kuripan II atas rehab jembatan tersebut dan program ketahanan pangan pengadaan bibit kambing, jika terbukti ada penyimpangan, maka pihak-pihak yang terlibat harus dimintai pertanggungjawaban agar kasus serupa tidak terus terulang di masa mendatang”, pungkasnya